Sebuah Dekonstruksi: Imago Kupu-kupu, Bukan Kupu-kupu

Oleh: Dwi Laksono

        Kupu-kupu dijelaskan, secara sering, sebagai serangga yang memiliki sayap dengan varian warna dan motifnya yang indah; dan memiliki varian ukuran serta bentuk yang juga indah. Ya, tentu, ia dijelaskan dapat terbang, tidak ketinggalan—dengan indah. Penjelasan berhenti di situ, teknis estetika, mungkin konteksnya ada dalam kepentingan kesenangan sebagian besar dari spesies homo sapiens. Dan benar saja, ketika tidak ada terbang dan tidak berwarna serta bermotif indah, ia bukanlah kupu-kupu. Tentu, sudut pandang demikian telah mengisolasi ke dasar jurang dalam tentang apa yang disebut perkembangan dan pertumbuhannya yang secara nyata, pengisolasian tersebut sudah membatalkan kita dari keinginan untuk mewujudkan melihat keberadaannya sendiri lagi dan lagi di dunia mungkin,  peranannya dalam suatu ekosistem. 

    Untuk keluar dari itu, kita harus dibiasakan dengan pemahaman metamorfosis, alias tentang perkembangan dan pertumbuhannya. 

        Metamorfosis merupakan tahap perkembangan yang melibatkan perubahan bentuk, oleh karena didorong  perubahan anatomi, morfologi, dan fisiologis. 

       Imago merupakan tahapan di dalam metamorfosis, baik yang tidak sempurna, atau baik yang dengan perubahan pada masing-masing tahap signifikan atau radikal, yaitu metamorfosis sempurna, salah satunya identik dengan yang disebut kupu-kupu. Imago kupu-kupu dapat diartikan sebagai tahap hidup akhir dari metamorfosis sempurna pada kondisi bersayap, berwarna pada sayap, terbang dan segala macamnya itu, setelah melalui tahap telur—ulat atau larva (siklus yang paling penting dan menentukan)—kepompong atau pupa, adalah tahap hidup imago atau dewasa. Juga, menurut saya tidak ada salahnya bila disebut sebagai ulat atau larva dewasa, karena satu bukti, ia bukanlah dari jenis binatang yang berbeda. Bukan seperti mereka yang menghakimi evolusi dengan metamorfosis, bahwa seolah-olah metamorfosis adalah perubahan jenis binatang. 

 Apa bukti pentingnya dari metamorfosis? 

        Saat meninjau dalam tahap imago, terutama dengan meninjau habitatnya, kita dapat mengetahui bahwa metamorfosis merupakan hal yang penting dan juga tentu bagi kita untuk dipahami. Bahwa dalam habitat, dalam karakter biotik, imago kupu-kupu pun menyesuaikan dengan tahap hidupnya yang sederhana, yaitu larva (hostplant), di mana terdapat tumbuhan inang untuk menjadi pakan larva, selain hanya membutuhkan tumbuhan bagi sumber makanannya sendiri (foodplant) seperti  nektar di posisi tumbuhan berbunga pada keterbukaan bervariasi. Dalam hal keterbukaan area yang paling disukai, ada hubungannya dengan karakter fisik. 

        Selanjutnya kita akan mengetahui tentang apa yang disebut menentukan, metamorfosis adalah yang di antara tahapnya  saling menentukan. Kita ambil satu contoh tahap saja, di mana tidak ada warna dan motif indah pada sayap, yaitu tahap larva atau ulat, atau bisa kita katakan tahap larva kupu-kupu. 

        Larva atau ulat kupu-kupu, merupakan salah satu tahap dalam metamorfosis kupu-kupu. Sudah dikatakan bahwa keberadaan dan tempat hidup larva tidak bisa dilepaskan dari keberadaan telur dan perilaku hidup imago kupu-kupu, di mana perilaku imago dalam menentukan tempat saat bertelur kemudian menentukan ulat itu bertempat pada awalnya, mungkin disertai dengan tujuan, singkat kata habitat untuk hostplane, tempat untuk pakan larva. Tahap ulat, walaupun kerap membuat kita merespon dengan pikiran kegelian, mungkin akan menimbulkan gatal nantinya dan lain sebagainnya, sehingga memunculkan pemikiran untuk mengusir atau membunuhnya (tapi memuji warna-warna yang terdapat dalam imago kupu-kupu)—ulat memiliki pengaruh yang besar untuk fase selanjutnya, seperti terhadap tahap pupa atau kepompong kupu-kupu dan imago. 

Apa ada pengaruhnya dan apa?

        Sebenarnya menjadi sederhana, klarena metamorfosis, sudah barang tentu, di antara tahap-tahap tersebut saling menentukan. Larva dapat dikatakan sebagai mesin pencari makan daun inang tumbuh-tumbuhan. Sebagian besar dari tubuhnya merupakan saluran pencernaan. Singkat penjelasan, dari pakan tersebut, kemudian menghasilkan antioksidan sebagai penangkal radikal bebas, nantinya juga dapat menangkal cahaya matahari yang berlebih, dan menghasilkan pigmen-pigmen warna atau pewarnaan pada imago kupu-kupu. Warna menarik pada imago kupu-kupu ternyata sangat berhubungan dengan kesehatan yang proses akumulasinya sudah dimulai dari ulat attar larva.

        Jadi, sudah jelas, bahwa dengan membiasakan mengatakan imago kupu-kupu, kemungkinan untuk membawa kita pada arah metamorfosis cukuplah besar. Lalu darinya tidak terdapat pembatalan keinginan untuk mewujudkan melihat keberadaannya sendiri lagi dan lagi di dunia mungkin, produktivitas ekosistem dapat terwujudkan melalui peran imago kupu-kupu atau dalam seluruh tahapannya.

Post a Comment