Apa yang Ditakutkan dari Teori Evolusi?

 

Oleh: Dzikri Faizziyan

Jawabannya karena teori relativitas tidak membuat marah siapa pun sebab tidak bertentangan dengan keyakinan-keyakinan masyarakat pada umumnya, sebagian besar orang bahkan tidak peduli sedikit pun apakah ruang dan waktu itu absolut atau relatif. Jika kita  berpikir bahwa dimungkinkan untuk membelokkan ruang dan waktu, baiklah, silakan saja. Lakukan dan belokkan. Mereka tidak peduli. Sebaliknya, ide Darwin mencabut akar keyakinan yang paling berharga, yaitu menghilangkan  jiwa dari diri seseorang, karena jika orang yang benar-benar memahami teori evolusi, dia akan memahami bahwa jiwa itu tidak ada.

(Yuval Noah Harari dalam bukunya Homo Deus)

Andai ada makhluk cerdas lain yang mengunjungi Bumi, pertanyaan pertama mereka untuk menilai tingkat peradaban kita adalah:

“Sudahkah mereka tahu tentang evolusi ?”

Selama 3 miliar tahun lebih, organisme hidup telah ada di planet Bumi tanpa pernah tahu mengapa mereka ada di sini, sebelum akhirnya salah satu di antara mereka menyadarinya, yaitu Charles Darwin. Mungkin orang lain telah mendapat petunjuk tentang pemikiran asal-usul makhluk hidup, tetapi Darwinlah yang pertama kali menuliskan pemaparan yang koheren dan dapat dipertanggungjawabkan secara jelas mengenai mengapa kita ada di sini.

Sebuah kemajuan luar biasa bagi peradaban kita, yang memberi petunjuk bahwa kita tidak lagi harus lari ke takhayul ketika menghadapi pertanyaan-pertanyaan seperti:

Mengapa kita ada?

Apakah manusia itu?

Apa makna hidup?

Saat ini, teori evolusi sudah tidak diragukan lagi, sama seperti teori relativitas. Namun, dampak utuh revolusi Darwin ini belum disadari secara luas. Zoologi masih menjadi subjek minoritas di perguruan tinggi, dan mereka yang memilih untuk mempelajarinya pun sering membuat keputusan tanpa memahami makna filosofisnya yang mendalam.

Jadi, apa itu teori evolusi, yang sampai dibenci oleh kebanyakan orang karena menyentil keyakinan mereka.

Kita akan mengenal terlebih dahulu siapa itu Charles Darwin secara singkat. Sebagai seorang naturalis, Darwin sudah banyak bepergian dengan kapal HMS Beagle-nya, ia banyak mempelajari kehidupan di alam dan mendokumentasikan spesies yang ia temukan. HMS Beagle bertugas untuk memetakan garis pantai Amerika Selatan, menyebabkan kapal tersebut banyak mengunjungi kepulauan yang dilewatinya sepanjang perjalanan, termasuk pulau yang berjarak jauh dari Benua Oseania (Pulau Oseania). Salah satu hasil pengamatan yang didapatkan Darwin dari Pulau Oseania adalah kenyataan bahwa tidak ada satupun mamalia darat yang ditemukan di sana. Pulau Oseania tidak memiliki mamalia darat, kecuali spesies berukuran kecil yang diperkenalkan oleh manusia. Sebaliknya, mamalia terbang seperti kelelawar justru ditemukan di pulau tersebut, bahkan spesiesnya sering berstatus endemik (tidak bisa ditemukan di tempat lain di dunia, kecuali di pulau tersebut).

Begitu banyak penelitian yang ia lakukan di sana, ia sampai berpikir bahwa binatang yang mampu menyeberangi lautan dan mengkolonisasi Kepulauan Oseania akan mendapatkan modifikasi di lingkungan barunya. Sementara, spesies yang tidak mampu mengkolonisasi pulau tidak akan pernah muncul. Dalam pemikiran Darwin, penjelasan ini jauh lebih memuaskan daripada sekedar dugaan bahwa Tuhan telah menciptakan tiap spesies endemik di tempatnya masing-masing dan sengaja memilih Pulau Oseania yang tidak butuh mamalia darat dan amfibi.

Evolusi dibuat sederhana, variasi yang diwariskan dan reproduksi berbeda-beda dalam tiap populasi organisme, entah itu sudah didomestikasi ataupun liar, ada yang disebut sebagai “warisan perbedaan”. Saat ini, kita memahami bahwa perbedaan warisan ini muncul dari perbedaan informasi genetis (contohnya adalah variasi dalam sekuen DNA), tetapi hal ini tentunya belum diketahui di era Darwin, yang dihargai dari Darwin tanpa basis pengetahuan molekular adalah bahwa keturunan rata-rata lebih menyerupai orang tua daripada anggota lain dalam populasi yang besar. Karena hal ini, Darwin menyimpulkan dengan tepat bahwa variasi diwariskan dari orang tua ke anak.

Secara garis besar, inilah inti dari teori evolusi, bahwa perubahan dalam variasi yang diwariskan seiring waktu akan merubah karakteristik populasi, dan keberhasilan reproduksi berbeda (seleksi) adalah mekanisme untuk mendorong karakteristik dalam populasi.

Setelah menemukan bagaimana cara teorinya bekerja, Darwin menghabiskan berdekade-dekade mengumpulkan bukti untuk mendukung idenya pada tahun 1859. Mendokumentasikan bukti untuk Seleksi alam dan buatan adalah fokus dari kerja kerasnya.

Lalu kenapa banyak orang menolak teori evolusi? Karena seperti yang tercantum pada kutipan awal tulisan ini, teori evolusi membuat marah banyak orang sebab bertentangan dengan kepercayaan mereka. Berbeda dengan teori relativitas, atau katakanlah teori kuantum dan probabilitas bahwa seekor kucing bisa hidup dan mati di saat yang bersamaan atau muncul dari ketiadaan. Keduanya lebih sulit untuk dibayangkan, dan orang-orang tidak perduli akanhal itu karena tidak bertentangan dengan apa yang mereka imani.

Sedangkan teori evolusi ini membuat manusia tidak terasa istimewa lagi. Teori evolusi mengatakan bahwa manusia ini adalah salah satu jenis hewan, yaitu Homo Sapiens sebagai spesies khas keluarga hominid, yang tergolong ke dalam kera besar yang hidup di zaman modern, bersama dengan simpanse, orangutan, gorilla, dan lainnya. Jika mengatakan manusia adalah salah satu spesies kera besar belum cukup untuk menyakiti hati mereka, ada satu lagi alasan mengapa kebanyakan orang membenci tentang teori evolusi.Ini karena teori evolusi mencabut akar keyakinan yang paling berharga yaitu menghilangkan "jiwa" dari diri seseorang.

Seperti makhluk hidup lainnya, manusia itu takut akan kematian. Karenanya, manusia mengarang suatu narasi fiksi yang membuat kita bisa memiliki harapan bahwa hidup tidak berakhir saat terjadinya kematian.Tubuh biologis boleh hancur, tetapi ada sesuatu yang bertahan dan kekal abadi, yaitu yang mereka sebut dengan "jiwa".

Ada yang memercayai bahwa jiwa manusia hidup kembali di dunia yang berbeda, ada yang memercayai jiwa mereka hidup kembali di dunia yang sama tapi dengan tubuh yang berbeda, ada juga yang memercayai bahwa jiwa manusia akan menjalani kekekalan di tempat yang disebut surga atau neraka berdasarkan pertimbangan perlakuan baik buruknya di dunia tempat mereka hidup sebelumnya. Tentu saja hal ini tidak bisa dijelaskan secara ilmiah karena berada di dalam ruang lingkup iman.

Teori evolusi mengatakan bahwa manusia tak lebih dari hewan yang cerdas, yang bisa terus berubah seiring zaman, hingga mungkin kelak menjadi spesies lain, bukan Homo Sapiens lagi. Penelitian terhadap hewan tidak berhasil menemukan adanya jiwa pada hewan-hewan tersebut, dan para peneliti juga tidak menemukan adanya bukti jiwa pada manusia.

Inilah alasan mengapa banyak yang menentang teori evolusi karena menghilangkan harapan primitif manusia untuk hidup abadi, meskipun dalam wujud jiwa, walau teori evolusi tidak secara gamblang meniadakan Tuhan tapi teori evolusi mempersempit peran Tuhan dalam kehidupan.Ini yang tidak bisa diterima oleh beberapa orang.

Evolusi adalah suatu perubahan pelan-pelan pada sebuah populasi dalam jangka waktu yang panjang dan dengan jumlah spesies yang besar. Pada level individual, evolusi disebabkan oleh dua hal: mutasi dan variasi. Ini artinya evolusi adalah sebuah proses perubahan populasi lintas generasi secara terus-menerus yang ditandai dengan adanya mutasi genetika.

Mutasi selalu terjadi, hasilnya bisa terlihat ataupun tidak terlihat. Salah satu bukti kuat adalah  manusia mengalami evolusi yang makin cepat dari sebelumnya sejak spesies ini mampu bercocok tanam, sejak awal pertanian lebih cepat dari sebelumnya, bahkan peradaban dan budaya manusia sendiri merupakan kekuatan selektif yang telah mempercepat evolusi manusia.

Evolusi, sebagaimana teori-teori ilmiah lainnya, sangat terbuka terhadap kritik serta bantahan. Namun, sayangnya, kebanyakan kritik terhadap teori evolusi yang beredar di masyarakat bukanlah kritik ilmiah dengan argumen yang logis, kelompok konservatif agama menjadi penolak paling kuat dari bidang ilmu ini, padahal jika ragu atau tidak percaya terhadap teori evolusi, buktikan saja apa yang salah dan keliru dari teori evolusi ini. Apabila bisa membuktikan kekeliruan itu dan melaporkannya kepada dunia, mungkin bisa meraih penghargaan Nobel.

Teori evolusi tidak pernah runtuh, bahkan terus diperkaya, diperluas, dan diperkokoh oleh penemuan-penemuan baru yang mendukung teori evolusi tersebut. Ingat, bahwa ilmu pengetahuan bukanlah kerja satu orang, melainkan akumulasi panjang dari kerja banyak ilmuwan di banyak zaman.


Post a Comment